Perahu Peninggalan Nabi Nuh Di Turki "Noah's Ark Ministries International"

Senin, 22 November 2010
Sisa Peninggalan Nabi Nuh Di Turki "Noah's Ark Ministries International"

Kelompok peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam 'Noah's Ark Ministries International' pada 26 April 2010 kemarin mengumumkan bahwa mereka telah menemukan perahu Nabi Nuh di Turki. Mereka mengklaim sisa-sisa perahu Nabi Nuh berada di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur.


"Kami belum yakin 100 persen bahwa ini benar perahu Nuh, tapi keyakinan kami sudah 99 persen," kata salah satu anggota tim yang bertugas membuat film dokumenter, Yeung Wing, seperti dimuat dari halaman berita Turki, National Turk, 27 April 2010.

Menurut para peneliti, specimen yang mereka ambil memiliki usia karbon 4.800 tahun, dan cocok dengan apa yang telah digambarkan dalam sejarah.
Menurut sejarah sekitar 4.800 tahun lalu, banjir besar menerjang Bumi. dan menenggelamkan hampir separuh daratan dimuka bumi. Sebelum bencana mahadahsyat itu terjadi, Nabi Nuh nabi tiga agama, Islam, Kristen, dan Yahudi, telah diberi wahyu untuk membuat sebuah kapal besar demi menyelamatkan umat manusia dan mahluk Bumi lainnya.



Untuk membuktikan kebenaran cerita tersebut, kelompok peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam 'Noah's Ark Ministries International' selama bertahun-tahun mencari sisa-sisa perahu legendaris tersebut. Jika klaim mereka benar, para peneliti Evangelis itu telah menemukan perahu paling terkenal dalam sejarah.

Penelitian ini sebenarnya telah dilakukan sejak tahun 1949, dan pernah diklaim oleh Prof. Ron Wyatt bahwa Ia bersama kelompok arkeolognya telah menemukan lokasinya dan melakukan penggalian pada tahun 1977.



RonWyatt , 1933-1999, di museum Gatlinburg Tennessee c. 1995 1995



Berikut ini awal penemuan oleh penelitian tim antropolog yang dipimpin oleh Prof. Ron Wyatt.

1. Awal Penemuan

Pemotretan awal oleh Angkatan Udara AS di tahun 1949 tentang adanya benda aneh di atas Gunung Ararat-Turki, dengan ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 meter)

Kemudian, awal tahun 1960, berita dalam Life Magazine: Pesawat Tentara Nasional Turki menangkap sebuah benda mirip perahu di puncak gunung Ararat yang panjangnya 500 kaki (150 meter) yang diduga perahu Nabi Nuh (The Noah’s Ark)


2. Foto-foto yang diambil pada tahun 1999-2000

Seri pemotretan oleh Penerbangan AS IKONOS tahun 1999-2000 tentang dugaan adanya perahu di Gunung Ararat yang tertutup salju.

3. Peta Lokasi Perahu Nabi Nuh

4. Perahu Nabi Nuh di atas Gunung Ararat.


5. Situs Perahu Nabi Nuh sebelum dibersihkan


6. Pengukuran di Atas Perahu


7. Struktur Perahu menurut para arkeolog yang menemukannya



8. Gambaran suasana terjadinya banjir yang terjadi pada tahun 1300 BC (Sebelum Masehi). Lihat perbandingan ukuran perahu dengan Pesawar Modern Jumbo 747.


Penelitian ini yang kemudian dilanjutkan oleh kelompok peneliti dari China dan Turki untuk membuktikan bahwa situs tersebut memang merupakan sebuah kapal yang telah menjadi legenda dan benar-benar berada di atas Gunung Ararat seperti yang telah diklaim oleh Ron Wyatt sebelumnya.


Grup yang beranggotakan 15 orang dari Hong Kong dan Turki hadir dalam konferensi pers yang diadakan Senin 26 April 2010 lalu.

Kepada media yang hadir saat itu, mereka juga memamerkan specimen fosil kapal yang diduga perahu Nuh, berupa tambang, paku, dan pecahan kayu.

Seperti yang dijelaskan para peneliti, tambang dan paku diduga digunakan untuk menyatukan kayu-kayu hingga menjadi kapal. Tambang juga digunakan untuk mengikat hewan-hewan yang diselamatkan dari terjangan bah -- begitu juga dengan potongan kayu yang dibuat bersekat untuk menjaga keamanan hewan-hewan.

Penemuan besar ini jadi amunisi untuk mendorong pemerintah Turki mendaftarkan situs ini ke UNESCO agar lembaga PBB itu ikut menjaga kelestarian perahu Nuh.

Cuaca sangat dingin di ketinggian 4.000 meter itu oleh para peneliti diyakini menjaga kondisi perahu Nuh selama ribuan tahun.

Jika benar apa yang mereka temukan adalah sebuah bahtera yang pernah menjadi legenda dalam sejarah manusia, bukankah hal ini telah membuktikan kepada kita manusia bahwa pada jaman dahulu pernah terjadi bencana air bah mahadasyhat yang menenggelamkan seisi bumi...?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

candi agung dan mesjid raya amuntai

Masjid Raya dan Candi Agung Amuntai PDF Cetak E-mail
(13 votes)
Masjid Raya dan Candi Agung AmuntaiTujuan saya di Kota Amuntai berikutnya mengunjungi Masjid Raya Amuntai. Ketika pertama kali melihatnya, kesan unik tertanam dibenak. Masjid megah berpintu gerbang tinggi ini didominasi warna cokelat. Beda dengan kebanyakan masjid pada umumnya yang bercat putih.
Keunikan lainnya, terlihat dari atap masjid ini yang menggunakan atap rumah adat Kalimantan Selatan. Masjid ini dikeililingi taman yang luas dan hijau. Kondisi itu membuatnya semakin enak dipandang mata. Tak berlebihan, kalau masjid ini menjadi kebanggaan warga Kota Amuntai.

Senja mulai menghampiri kami, warna langit pun perlahan mulai berubah menjadi oranye keemasan. Suasana mulai terlihat tenang, karena banyak masyarakat yang segera ingin sampai di rumah. Satu persatu lampu kota mulai dinyalakan, dan terlihat bagaimana suasana Kota Amuntai pada malam hari. Memang sangat indah, karena penataan lampu warna-warni yang sedemikian rupa membuatnya menjadi ceria.

Masjid Raya dan Candi Agung AmuntaiObyek berikutnya yang kami kunjungi di Kota Amuntai adalah Candi Agung Amuntai yang menjadi salah satu obyek wisata paling favorit bagi masyarakat Amuntai. Obyek ini terletak di Desa Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah.

Candi Agung Amuntai merupakan peninggalan Kerajaan Negaradipa yang dibangun oleh Empu Jatmika abad ke XIV Masehi. Dari kerajaan ini akhirnya melahirkan Kerajaan Daha di Negara dan Kerajaan Banjarmasin. Menurut cerita, Kerajaan Hindu Negaradipa berdiri tahun 1438 di persimpangan tiga aliran Sungai, Tabalong, Balangan, dan Negara. Cikal bakal Kerajaan Banjar itu diperintah oleh Pangeran Surianata dan Putri Junjung Buih dengan kepala pemerintahan Patih Lambung Mangkurat. Negaradipa kemudian berkembang menjadi Kota Amuntai.

Masjid Raya dan Candi Agung AmuntaiCandi Agung diperkirakan telah berusia 740 tahun. Bahan material Candi Agung ini didominasi oleh batu dan kayu. Kondisinya masih sangat kokoh. Di candi ini juga ditemukan beberapa benda peninggalan sejarah yang usianya kira-kira sekitar 200 tahun SM. Batu yang digunakan untuk mendirikan candi ini pun masih terdapat disana. Batunya sekilas mirip sekali dengan batu bata merah. Namun bila disentuh terdapat perbedaannya, lebih berat dan lebih kuat dari bata merah biasa.

Banyak pengunjung yang datang ke Candi Agung Amuntai untuk sekadar berekreasi. Banyak pula yang bertujuan ziarah. Maklum di areal candi ini terdapat makam kuno. Kalau anda ke Kota Amuntai, luangkan waktu untuk melihat candi ini. Meski berbeda dengan candi yang ada di Jawa, namun keberadaannya jelas memberikan wawasan baru bagi anda.

Nah, kalau anda punya waktu liburan lebih, datang saja ke Kota Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Pasti anda bakal menemukan obyek-obyek wisata menarik. Selamat berlibur.

Tips perjalanan

Masjid Raya dan Candi Agung AmuntaiAmuntai, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), berada di Provinsi Kalimantan Selatan. Tak sulit menjangkaunya. Dari berbagai kota di Indonesia bisa naik pesawat terbang menuju Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.

Kemudian kita bisa mencarter mobil travel. Biar lebih mudah, sebaiknya dipandu oleh pemandu wisata setempat yang memahami seluk-beluk Kota Amuntal agar perjalanan wisata di kota bermonumen Bebek Alabio ini berlanjalan lancar.

Suhu udara di Amuntai cukup panas. Tak perlu membawa sweater atau jaket tebal. Cukup kaos katun yang mudah menyerap keringat dan penutup kepala agar tidak pusing karena kepanasan.

Sumber: Majalah Travel Club

Peta Lokasi :
Map data ©2011 Tele Atlas - Terms of Use
Map
Satellite
Hybrid

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS